LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS



A.    Deskripsi teori
          Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variable independen dan satu  dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskkripsikan ada empat kelompo teori, yaitu kelompok teori yang berenaan dengan tiga variable independen dan satu variable dependen. Oleh arna itu semakin banya ariabel yang diteliti, maka semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
            Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel ayung diteliti, melalui pendefenisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai refrensi, sehingga ruang lingkup, kkedudukan dan prediksi terhadap hubungan antara variable yang diteliti akkan menjadi lebih jelas dan terarah.
            Teori-teori yang dideskripsian  dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebaga indikkator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Untuk menguasai teori, maupun generalisasi dari hasil penelitian, maka peneliti harus rain membaca dari berbagai sumber bacaan. Sumber bacaan dapat berbentuk buku-buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilimah, dan hasil penelitian. Sumber bacaan yang baik harus memiliki tiga kriteria, yaitu ; relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran.
            Langkah-langkah untuk dapat melakuan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :
1.      Tetapan nama variable yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2.      Cari sumber bacaan sebanyaknya dan yang relevan dengan setiap variable yang diteliti.
3.      Lihat daftar isi buku dan pilih topic yang releven dengan setiap variable yang diteliti.
4.      Cari defenisi setiap variable yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih defenisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.      Baca seluruh isi topic buku sesuai dengan variable yang akan diteliti,lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.      Deskripsian teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dalam bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunaan sebagai landasan untu mendesripsikan teori harus dicantumkan.

B.     Kerangka Teori
          Uma sakaran dalam buku bussines research (1992) mengemuakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
            Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variable independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variable moderator dan intervening, makka perlu juga dijelaskan, mengapa variable itu dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variable tersebut, selanutnya dirumuskan dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karna itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.
            Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitan tersebut berkenaan dua variable atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variable atau lebih secara mandiri, maka yang dilakuan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variaabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti (Sapto Haryoko,1999)
            Penelitian yang berkenaan dengan dua variable atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karna itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparsi, maka dikemukakan kerngka berpikir.
            Seorang  peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menysun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan (Surya Sumantri, 1986). Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bias meyakinkan sesame ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan nsintesa tentang hubungan antara variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa hubungan antara variable yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
            Langkah-langkah dalam menyusun kerangka pemikiran yang selanjutnya membuahkan hipotesis adalah sebagai berikut :
1.      Menetapkan variable yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variable penelitianny. Berapa jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama setiap variable,merupakan titik tolak untuk menetukan teori yang akan dikemukakan.
2.      Membaca buku dan hasil penelitia (hp)
Langkah selanjutnya adalah membaca buku-buku yang relevan. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, jurnal penelitian, tesis, skripsi dan disertasi.
3.      Deskripsi teori dan hasil penelitian (hp)
Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, defenisi terhadap masing-masing variable yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variable,dan kedudukan antara variable satu fengan yang lain dalm konteks penelitian itu.
4.      Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitan atau tidak, karna sering terjadi teori – teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitan dalam negri.
5.      Analisis komparatif terhdap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara mambandingkan antara teori satu dengan teori yang  lain, dan hasil penelitan satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komperatif peneliti dapat memadukan antar teori satu dengan teori lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6.      Sintesa kesimpulan
Selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpilan sementara. Perpaduan sintesa antara variable yang satu dengan yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7.      kerangka berpikir
kerangk berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
8.      Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanutnya disisusun hipotesis.
Selanutnya Uma Sukaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut :
1.      Variable yang akan diteliti harus dijelaskan
2.      Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan antara variable yang diteliti, da nada teori yang mendasari.
3.      Diskusi juga dapat manunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal taua interaktiv.
4.      Kerangka berpikir tersebut selanutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian.

C.  Hipotesis
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
a.       Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
b.      Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
c.       Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.


d.      Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
1.      Bentuk-bentuk Hipotesis
            Bentuk-bentuk hipotesis sangat berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. Terdapat tiga bentuk-bentuk hipotesis, yaitu:
1.      Hipotesis deskriptif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih.
Contoh 1:
Rumusan masalah deskriptif : Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Daya tahan  lampu pijar merk X adalah 600 jam.
Ha : Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama dengan 600 jam.
Hipotesis Statistik : 
Ho : m = 600
Ha : m  ¹ 600
Contoh 2:
Rumusan masalah deskriptif : Seberapa tinggi motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tertentu?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas adalah 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
Ha : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tidak sama dengan 80% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
Hipotesis Statistik : 
Ho : r = 80 %
Ha : r ¹ 80 %

2.      Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif (perbandingan). Membandingkan dua populasi/sampel yang berbeda namun dalam variabel yang sama atau membandingkan dua kejadian yang berbeda waktu namun variabel sama.
Contoh 1:
Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Hipotesis Statistik : 
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
Contoh 2 :
Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan karyawan PT XYZ?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZ
Ha : Terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZ
Hipotesis Statistik : 
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
                         

3.      Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalahyang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
Contoh 1:
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Hipotesis Statistik : 
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
            Contoh 2 :
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis deskriptif : 
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Ha : Terdapat hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis Statistik : 
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
2.      Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis
Dengan paradigma penelitian, peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalan pengumpulan data dan analisis. Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian.

a.      Judul Penelitian
Hubungan antara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi belajar murid. (Gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan Prestasi belajar adalah variabel dependen (Y)).
b.      Paradigma Penelitian



Rounded Rectangle: yRounded Rectangle: x

c.       Rumusan Masalah
1.      Seberapa baik gaya kepemimpinan Kepala Sekolah yang ditampilkan? (Bagaimana X?)
2.      Seberapa baik prestasi belajar siswa? (Bagaimana Y?)
3.      Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi belajar siswa? (Adakah hubungan antara X dan Y?) Butiran ini merupakan rumusan masalah asosiatif.
4.      Bila sampel penelitiannya golongan guru golongan III dan IV, maka rumusan masalah komparatifnya adalah:
a)        Adakah perbedaan persepsi antara guru Golongan III, dan IV tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah?
b)        Adakah perbedaan persepsi antara guru Gol III, dan IV tentang prestasi belajar murid.
d.      Rumusan Hipotesis Penelitian
1)      Gaya kepemimpinan yang ditampilkan Kepala Sekolah (X) ditampilkan kurang baik, dan nilainya paling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan.
2)      Prestasi belajar murid (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.
3)      Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar murid, Artinya makin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik prestasi belajar murid.
4)      Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara Gol I, II, III.
5)      Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara guru Gol  III dan IV.
Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data ang didaptkan harus diangkakan. Untuk bisa diangkakan, perlu instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk judul diatas ada dua instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dan prestasi belajar murid.
2.      Karakteristik Hipotesis yang Baik
a.      Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
b.      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c.       Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

PESONA KOTA RUTENG - FLORES